Widget clik-now.blogspot


rss

Terima kasih atas kunjungannya, mohon dapat memberi kritik dan saran clik here
print this page Print this page Cari & Daftar Domain Gratis Anda

Sabtu, 30 Januari 2010

Artis-artis Pamer Tubuh di Film

Semua dilakukan demi profesional. Begitu alasannya.

Maraknya film komedi atau pun horor yang dibalut dengan seks sedang marak di tanah air. Jumlah film-film yang menjual adegan-adegan vulgar itu lebih banyak beredar dibanding film bertema lain. Bahkan, artis-artis Indonesia pun mulai ikut-ikutan pamer tubuh di film.

Tamara Bleszynski merupakan salah satu artis yang tampil seksi di film berjudul 'Air Terjun Pengantin'. Di film horor yang disutradarai oleh Rizal Mantovani itu, mantan istri Teuku Rafly ini tampil sedikit berbeda dari film maupun sinetron-sinetron yang selama ini dibintanginya.

Di film itu, Tamara tanpa ragu-ragu tampil berbikini. Bahkan, tak hanya itu, artis berdarah Sunda-Polandia ini juga melakukan adegan ciuman dengan aktor Kiran Shidu. Tamara mengaku aktingnya di film itu merupakan tantangan baru baginya.

"Terlepas dari berbikini atau tidak, aku mendapatkan tantangan lebih besar," kata Tamara saat pemutaran perdana film 'Air Terjun Pengantin' di FX Plaza, Jakarta, 30 November 2009 lalu.

Janda cantik ini bahkan tak peduli dengan imej yang akan ditimbulkan dari film yang dibintanginya tersebut.

"Hak setiap manusia untuk mengeluarkan pendapatnya. Saya santai saja," tandasnya.



Konon, untuk tampil seksi di film ini, wanita yang dikabarkan dekat dengan Mike Lewis ini dibayar mahal.

"Buat saya peran saya berat sekali. Saya juga berlatih fitness selama empat bulan dan konsultasi gizi, jadi harganya juga harus luar biasa dong," urainya.

Selain Tamara, Andi Soraya juga tampil seksi di film-film yang dibintanginya. Yang paling anyar adalah penampilan Andi Soraya di film 'Hantu Puncak Datang Bulan'. Di film itu, Andi Soraya tampil topless. Andi mengaku siap menerima cercaan dari peran yang dibintanginya itu.

Sebelumnya, Andi juga sempat tampil di film-film bertemakan komedi atau horor seks lainnya seperti 'Anda Puas Saya Loyo', 'Susuk Pocong' dan 'Kutunggu Jandamu'. Konon, di film-filmnya itu, janda dua anak ini dibayar mahal.

"Kalau mau pake saya, ya bayarannya harus mahal dong," promonya.

Selain Tamara dan Andi Soraya, Dewi Persik juga salah satu artis yang sempat tampil seksi demi perannya di film. Dewi tampil seksi dan vulgar di film 'Paku Kuntilanak', 'Tali Pocong Perawan' dan juga 'Kutunggu Jandamu' serta beberapa judul film lainnya.

Tak jauh berbeda dari Tamara dan Andi Soraya, Dewi juga mendapat bayaran mahal untuk film-filmnya tersebut. Bahkan, pernah disebut-sebut Dewi adalah artis dengan bayaran paling mahal di Maxima Picture, rumah produksi yang selama ini memproduksi filmnya.

Sumber : VIVAnews





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Horor dan Porno

Adegan film ini seram dan porno. Penggal kepala, tubuh telanjang.

Film nasional kembali berjaya. Namun, film-film Indonesia yang kini beredar justru bertema horor dan dibumbuhi adegan seks.

Film horor yang menyerempet pornografi ini menjadi topik serius dalam Yahoo!Answers, Jumat 29 Januari 2010. Sebagian besar pembaca menilai film Hantu Puncak Datang Bulan tidak layak ditayangkan.

Bimra, misalnya, dia menilai film horor yang saat ini beredar telah menunjukkan kurang kreatifnya orang Indonesia.

"Maunya modal dikit tapi untung banyak. Coba lihat tentang mau hadirkan Miyabi di film Indonesia dulu. Kenapa nggak ngundang Jackie Chan, atau yang lainya kok malah bintang porno. Itu kan menunjukan kurang kreatif dan pingin ngrusak moral bangsa. Daripada MUI ngurusin haramnya rokok dan foto prewedding, mending ngurusin film indonesia ini. Coz meskipun ada tulisan untuk 18+ tapi yang nonton anak 12 tahun juga boleh masuk. Kayak halnya ke diskotik juga sama."

Hamong juga berpendapat sama. Menurutnya, film Hantu Puncak itu hanya bermodal serem saja.

"Untuk lebih menarik ditambah unsur porno. Itulah kemampuan perfilman Indonesia. Saya nggak tau, apa karena kurang modal, atau gak punya daya khayal atau memang orang indonesia yang masih dangkal."

Kritikan juga datang dari Rita. Menurutnya, film nasional saat ini tidak mendidik generasi muda.

"Ini sangat tidak mendidik generasi muda yang akan menjadi pemimpin kelak. Akibatnya akan menghancurkan pemerintahan sendiri."

Suryo menyatakan, film-film horor saat ini biasa-biasa aja. Tak lebih hanyalah hiburan yang disajikan sedemikian rupa untuk menyenangkan penonton aja.

"Tapi kalo sudah berbau pornografi tuh lain ceritanya. Itu sudah tidak mendidik dari segi moral, dan dilarang oleh agama tentunya. Lebih-lebih kalau yang nonton anak-anak di bawah umur, wah bahayanya besar tuh. Doain aja yah mudah-mudahan semua produser yang membuat film-film horor yang berbau pornografi ditegur oleh TUHAN dan segera bertaubat,...amiin..."

Imron juga menilai perfilman Indonesia kembali merosot tajam.

"Entah kekurangan ide untuk membuat sebuah film yang inspiratif atau entah tingkat libido para pembuat film kelewat batas atau juga karena sebagian artis kita gemar ber-eksibisme alias puas jika tubuhnya dieksploitasi ke publik, atau memang negeri ini lagi sakit, publiklah yang secara cerdas dan bijak menilai"

Meski demikian, tidak semua pembaca mengecam film horor yang saat ini beredar. Rofio misalnya, dia menilai film horor yang saat ini ada belum melewati batas-batas asusila. "Intinya masih aman-aman saja."

Bulet Terong pun menilai, bahwa semua tergantung pada cara pandang dan cara pikir kita masing-masing sebagai pribadi yang bermoral.

"Sebenarnya, kita sebagai "bangsa tuan" bisa memilih sendiri apa yang pantas dan tidak pantas kita pakai, tonton, keenakan.

"Bukankah kita sudah merdeka, sehingga tidak perlu diatur oleh orang lain??? Nah kalau masing-masing dari kita sudah merasa dirinya adalah "bangsa tuan", maka pribadi kita sudahlah pasti dapat memilih apa yang kita rasa cocok dan baik untuk kita. Sehingga bukan lagi MUI atau apalah namanya yang harus menentukan apa yang boleh kita pakai, kenakan, tonton dan sebagainya. Tetapi tiap individu tahu apa yang semestinya mengisi otak dan hatinya sendiri dan keluarganya."

Sumber : VIVAnews





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Sampoerna "Buka Kartu" Pecah Deposito Century

Robert Tantular di Pansus Bank Century mengungkap pemecahan deposito inisiatif Boedi.

Boedi Sampoerna melakukan klarifikasi soal pemecahan simpanan deposito kontroversial senilai US$ 43 juta atau Rp 400 miliar di PT Bank Century sebelum bank ini di-bail-out oleh pemerintah.

Klarifikasi itu disampaikan pengacara Boedi Sampoerna, Eman Achmad kepada Badan Pemeriksa Keuangan di Jakarta, Kamis, 28 Januari 2010. Penjelasan itu disampaikan karena dalam laporan audit BPK yang menyebutkan bahwa pemecahan deposito diduga sebagai upaya menyiasati aturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengenai penjaminan dana nasabah maksimum Rp 2 miliar.

Tudingan ini dihembuskan oleh Robert Tantular di depan sidang Pansus Bank Century bahwa pemecahan itu adalah inisiatif Boedi melalui stafnya Rudy Soraya dalam pertemuan pada 14 November 2008 di kantor Century Jakarta.

"Padahal sama sekali hal itu tidak benar," kata Eman dalam siaran pers yang diterima
Dalam pertemuan klarifikasi ke BPK, menurut Eman, pihak Boedi memberikan data-data dan menjelaskan duduk persoalan yang sesungguhnya soal pemecahan simpanan tersebut.

“Kami jelaskan semua data-data dan fakta serta kronologis pertemuan tanggal 14 November," katanya. Dari data dan fakta itu, kata dia, tidak satupun yang menunjukkan Boedi yang berinisiatif dalam pemecahan tersebut.

Eman juga menjelaskan soal kedudukan Rudy Soraya dalam pertemuan itu dan siapa sesungguhnya dia. Dia mengakui Rudy Soraya memang hadir dalam pertemuan itu, tapi dia bukanlah dalam posisi yang ditunjuk dan diberi hak untuk mewakili Boedi dalam pertemuan itu.

Robert juga tahu posisi dan kedudukan Rudy sehingga menjadi sangat janggal dan tidak logis pengakuan bekas pemilik Bank Century ini bahwa pemecahan simpanan itu diminta oleh perwakilan Boedi yaitu Rudi Soraya.

"Rudi tidak dalam posisi mewakili Boedi. Apalagi diberi hak memutuskan sesuatu," katanya. "Robert tahu persis soal ini, kami sampaikan juga bukti-bukti kuat yang membantah hal ini.”

Sumber : VIVAnews





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Warga Ikut Andil Basmi Ulat di Tubuh Ummi

Penderitaan Ummi menuai simpati dari masyarakat. Bantuan mengalir pada gadis 12 tahun itu.

Kondisi Ummi Darmianti sudah membaik. Luka-lukanya kini mengering dan tak lagi menjadi sarang ulat.

Penderitaan Ummi menuai simpati dari masyarakat. Banyak yang menyisihkan rezekinya untuk meringankan beban gadis 12 tahun ini atau sekedar menjenguk untuk membangkitkan semangat.

Wali orang tua Ummi, Asgar mengatakan, keluarganya menerima banyak sumbangan dari masyarakat maupun lembaga. Bantuan tersebut dalam bentuk tunai dan diserahkan ketika menjenguk Ummi di Rumah Sakit Umum Mamuju, Sulawesi Barat.

"Bantuan untuk Ummi berdatangan sejak seminggu lalu. Dan hasilnya sampai hari ini sudah mencapai Rp 17 Juta,” kata Asgar kepada VIVAnews, Jumat 29 Januari 2010.

Mereka yang menyalurkan bantuan antara lain pemerintah Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp 5 juta, Pemerintah Kabupaten Mamasa sebesar Rp 5 juta, serta Wakil Ketua DPRD Sulbar Arifin Nurdin sebesar Rp 700 ribu. Selebihnya adalah bantuan dari penjenguk yang bersimpati dengan penderitaan Ummi.

Mewakili keluarga besar Ummi, Asgar menyatakan berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang menyumbang kepada Ummi.

Asgar mengaku bantuan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi Ummi.

Biaya untuk Ummi, tambah Asgar, tidak kurang dari Rp 500 ribu setiap minggunya. Yang paling banyak adalah biaya operasional keluarga selama di rumah sakit.

Ditanya soal kondisi Ummi, kata Asgar, makin baik. Satu-satunya luka yang masih basah terdapat di ketiak Ummi. Sedangkan tiga titik lainnya sudah mengering, yakni dibagian leher, dada dan dibagian payudara.

Penyakit Ummi berawal dari bisul yang tak kunjung sembuh. Karena hanya diobati secara tradisional, bisulnya ditumbuhi ulat. Ulat pun terus berkembang. Setelah dua tahun ulat itu sudah ke mana-mana, dari badan hingga leher.

Tim Dokter Rumah Sakit Wahidin Soedirohusodo (RSWS) Makassar, telah memastikan Ummi Darmianti positif menderita penyakti TBC kelenjar. Itu berdasarkan hasil tes laboratorium. Agar pulih total, Ummi harus dirawat intensif selama sembilan bulan.

Mengetahui kisah tragis Ummi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Menteri Kesehatan dan Kepala Dinas Mamuju untuk segera mengambil tindakan prioritas kepada Umi. "Kami akan bantu biayanya karena ini khas," kata Presiden, Jumat 22 Januari.

Laporan: Rahmat Zeena|Makassar
Sumber : VIVAnews





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Ningsih Diperiksa Polisi Gara-gara Facebook


Gorontalo (ANTARA News) - Lantaran status yang tersiar dalam jejaring pertemanan Facebook (FB), Ningsih, seorang mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), harus memenuhi panggilan Kepolisian Daerah (Polda) setempat untuk diperiksa atas dugaan pencemaran nama baik.

Perempuan yang bernama lengkap Tri Wahyu Ningsih, mahasiswa semester lima Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik), Fakultas Sastra dan Budaya UNG ini, Jumat, diperiksa selama satu jam lebih, oleh penyidik Dirrekskrim Polda Gorontalo.

Dia diperiksa karena statusnya di FB, pada tanggal 12 Januari 2010, sekitar pukul 00.30, yang berisikan makian terhadap Rahmat Pongoliu, seorang anggota polisi berpangkat Brigadir dua, yang bertugas di bidang penanggulangan Narkoba Polda Gorontalo.

"Yang menjadi pelapor atas perbuatan itu adalah Rahmat Pongoliu, yang merasa namanya, baik sebagai anggota masyarakat maupun polisi telah dicemarkan lantaran status dan komentar dalam FB itu," kata Djufri.

Namun ternyata setelah diusut lebih jauh, ternyata status dan komentar kasar itu , tidak ditulis oleh Ningsih, melainkan oleh Aidin Lahabu, yang tidak lain adalah kekasih Ningsih.

Aidin, lanjut Djufri, yang juga masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG itu, rupanya sengaja menggunakan akun milik pacarnya itu, karena cemburu pada Rahmat Pongoliu, yang dianggapnya tengah mendekati Ningsih.

Ningsih, yang di temui seusai pemeriksaan, membenarkan hal itu, bahwa password atau kata kunci untuk membuka akun FBnya itu, memang diketahui oleh Aidin .

"Saya memang sudah lama memberikan password akun FB saya padanya, namun tidak menyangka bahwa Aidin akan menggunakannya untuk hal-hal seperti itu," ujar Ningsih.

Aidin sendiri, lanjut Ningsih, telah mengakui perbuatannya, dan meminta maaf kepada dia dan Rahmat Pongoliu, melalui sebuah pesan singkat telepon selulernya.





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

JJ Lin Kembali Rilis Album Baru 100 Days

Penyanyi-penulis lagu asal Singapura JJ Lin akan merilis album ketujuh dan terbarunya "100 Days" jelang akhir bulan ini. Perilisan album baru
ini menandai kembalinya dia ke dunia tarik suara setelah rehat demi mencari pengobatan bagi cedera pita suaranya awal tahun ini.

Lin (28 tahun) menderita gatal tenggorokan pada awal tahun ini tapi semakin parah setelah serangkaian demam. Dia seharusnya melakukan konser di Beijing awal tahun ini ketika ia tiba-tiba kehilangan suara saat konser akan dimulai.

Lin mengalami tekanan hebat ketika sekitar 30.000 penggemar hadir untuk mendengarnya menyanyi. Dia hanya berhasil memperoleh kembali suaranya setelah dihubungkan dengan infus dan menerima suntikan steroid.

Setelah konser berakhir, ia segera dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan darurat dan kemudian pindah ke sebuah ruangan terisolasi. Lin kemudian kembali ke Singapura untuk menjalani pemulihan setelah itu tak mendengar lagi kegiatannya sampai dia merilis album ini.

Pita suara Lin sudah terkena asam lambung dan dari endoskopi terungkap tenggorokannya sangat bengkak dan rusak parah, dan ini sangat mempengaruhi semangat kerja.

Dia teringat bagaimana mengalami depresi berat pada satu malam selama tinggal di rumah sakit, "Pada waktu itu, saya merasa ini adalah akhir dunia saya dan mengira tidak akan pernah bernyanyi lagi. Aku merada dalam sangat putus asa. Malam itu terasa 100 hari lamanya." Sang penyanyi begitu sepresi sehingga ia bahkan menulis surat seperti surat wasiat.

Lin mengatakan kepada penulis lirik tentang bagaimana merasa selama hari-hari gelap dan itu mengilhaminya untuk menulis lirik untuk album single, "The Nth 100 Hari". Dia mengatakan bahwa kini dirinya sepenuhnya pulih dan siap untuk pergi kemana saja. "100 Days" akan dirilis pada tanggal 18 Desember.





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Kamis, 28 Januari 2010

The Woman and the Machine

Aside from us there are angelic and demonic forces around that determine our faith.
The Machine lived with them for some time. According to classical theory it was a useful part of their life, but in the eye of the Woman who was a romantic to her very bones, it was merely a tolerated item, a poor relation. She looked down with piety on those who could become dependent upon a machine. Passion and dependence meant other things to her. She repeated these three words – passion, dependence, machine -- in her mind long enough that eventually she became tempted. She turned it ON.

Perhaps if she were familiar with the angelic and demonic forces that manipulate the world around us, perhaps then she would not have done it.

But she was not familiar. She hadn't seen “You've Got Mail” or read “The Bridges of Madison County,” she merely lived in the quiet, gray suburban loneliness. She didn't know, she didn't understand, merely felt.

She turned it ON. Trembling as with a first love. It was good. It was theater. She liked the theater, especially she liked the velvet curtains that could hide so many things. It was not the developments she liked so much, but rather the anticipation. It was not for the learning, the fulfillment but the pleasure of simply bathing in it that attracted her.

She opened velvet curtains one after another. There was magic before her eyes. She saw worlds, touched people and gained knowledge of things that were unfamiliar until then.
Seasons changed. The hibiscus brought forth a bud, a bloom then the flower dried and fell yet this time she didn't notice. Occasionally fragments of the real world did reach her. Requests, instructions, she performed her daily chores with head lowered and eyes closed as she continued to open curtains.

Then she found a spectacular one. A unique, tempting one that was the most beautiful among the others. She hesitated. She wanted to tear it open and consume what was behind it because she sensed that what was waiting for her behind it was seldom given to only a few. She was not greedy and open the curtain gently with the caress of her hand and there, awaiting her was LOVE.

She didn't want to object, just splashed in it and began to drown. As she was drowning she remembered that it takes three seasons for new life to begin. Sprint, Summer Fall. And water. In order for new life to spring forth, there needs to be water. Everything necessary was present here: the three seasons, water, love, pain….

And she was born.

But first she died, because if new life is brought forth someone has to go.

She was no longer surprised as she and the Machine sighed their last desire into the dark night.





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

So, what is Cyberlove?

Thanks to the late 20th century technology the Danish Maria and Martijn of Holland met on a chatline. For months

they've talked and sent letters to each other with the help of their computers as they found themselves falling

head over heels in love. It was then they've decided to meet in the real, not only the virtual, world. It was not

easy to arrange as the young man and his lady were separated by 700 very real kilometers, but the date was a

success and Maria and Martijn have been living together happily ever since. They've created a home page to let the

world know how they've found happiness via the Internet and introduce couples who've met under similar

circumstances.

MsGreenFields had hoped for a similar romance when she met her love on the internet. They've arranged to meet. The

lonely young woman felt she'd finally found the man with whom she can live with in harmony and realize her dreams.

Their personalities and interests were so similar and even their goals seemed to match well. She was not

disappointed in his physical appearance either - the man was elegantly dressed, and the romantic champagne dinner,

dance and the man's compliments and attention toward her during the evening all served to fuel her feelings of

happy expectation. What could have been the happiest of nights turned into a nightmare when they got to her

apartment. The man she just spent a wonderful evening with turned into Mr. Hyde and brutally raped her and

disappeared. She didn't even have the opportunity to report the incident to the police. What could she have said

about the man she knew only as StandByMe through electronic contact and who supposedly, just arrived from Las

Vegas. More than likely, StandByMe continues to prowl cyberspace looking for new victims probably under a new

nickname and, of course, unpunished.

These two stories are merely two samples of the many experiences you may find on different web sites that feature

the topic cyberlove.

Throughout history men and women had used a variety of means to find each other. Internet romance according to

some is a bizarre method, and others it is a 'natural' for the 90's, to meet potential mates. Reading enough

pages of people's experiences one could consider a decent length novel, has formed an interesting picture in me of

internet romance.

Romances formed on the internet follow a characteristic script. The development of emotional intimacy is a long

process, sometimes taking several months. "Love at first byte" is rare although there are examples (Steven J.

Baumrucher wrote a book by that title recounting his own experiences details of which may be read on the net). The

initial light exchanges, whether by e-mail or in chat rooms, are generally followed by increasingly self revealing

topics, where after a while the two strangers perceive each other as a true friend. Hearts open and an avalanche

of e-mail crosses cyberspace carrying literary quality, electric messages are even enhanced with verses, virtual

gifts (flowers, kisses, animated pictures). Could any heart with romantic inclinations resist? When you reach for

the mouse with sweaty palms and butterflies in the stomach to look in the in-box for new mail - there's just no

way to escape the fact - love has arrived.

In more fortunate cases the couple exchanged digitalized photos of themselves through the course of

correspondence. This helps to ease the jolt of the initial meeting - which is a critical moment in every cyber

love story. It is easy to understand if you realize what hopes and ideals our hero nursed up to that moment. (This

reminds me of my colleague who showed up to meet his blind date - through a newspaper ad. He stood on the corner

as agreed with a bouquet of roses when the girl approached. Poor Bela could not have slipped away unnoticed, but

had a quick escape by saying - 'hello, unfortunately my friend could not come, but he wanted you to have these

flowers.) Mr. Romeo must have felt far worse when after corresponding with his e-mail love for the past six months

stepped off the plane to find out that she is not really a she, but a transvestite. That was the one minor detail

his 'sweetheart' neglected to mention.

Whether in real life or in cyber space, there is real pain and disappointment that accompanies love or what was

presumed as love. Many chose anonymity of meeting electronically thinking the distance provides a cushioning from

the usual pains of a relationship. This is not true. Those who don't observe the rules of caution can suffer real

and long healing scars. If we want to protect ourselves from the possible traps it would be useful to visit the

romancesite.com website, where we can find many good advice and useful tips on 'how' and 'how not' to meet or

flirt on the net. The web page contains real stories giving an opportunity to learn from the mistake of others and

have a better chance to recognize the suspicious characters lurking in cyberspace.

Don't think the only danger to your emotions is the lies your partner may tell. Sometimes it may be what we do to

delude ourselves that bring negative consequences. While these internet relationships are real enough the

invisibility of the partner must be countered somehow and this results in generous doses of fantasizing for some

people. There are those who easily lend themselves to daydreaming and loose their sense of reality. These people

are prone to adorn their loved one with characteristics and appearance of a hero from a novel. It is difficult to

escape from this dream back into reality unharmed. After the first kiss the prince turns into a frog and the story

comes to an unexpected conclusion.

How does a cyber romance vary from a real life romance? Perhaps one significant difference is that communication

plays such a large part. Words that convey feelings have enormous effect. While before a real date we fix our

hair and our clothes, on the internet we polish our intellect, imagination and personality. In essence the

sequence is reversed - first we show our inner beauty and only after it had won victory does the veil fall off the

physical vehicle of that personality at the time of that first meeting in person.

It is a popular topic in cyberspace to debate whether or not true love can develop merely on an intellectual

level, that is without the physical attraction, the familiarity of the other's appearance? To put it another way:

is the physical appearance of the man or woman play a part in the relationship if through the exchange of thoughts

and feelings they already fell in love?

Many say it is against the nature of love to be deprived of the sense of sight, the look, the movement, the body

language being present. There are those, of course, who favor internet relationships claiming that the intensity

of the emotional relationship that develops in such a way is superior to the mere stirring of the flesh.

Whatever the opinion may be on cyberlove - it must be said in favor of the internet that it puts people in touch

with people that otherwise would never have met. I never would have suspected that the first person I met by e-

mail would be a German chimney sweep to whom after a year of correspondence, although no emotional, but a common

interest still binds.

There are examples where a real life relationship is damaged because one party gets entangled in a virtual romance

that may turn serious. I remember a local newspaper carrying a story of a mother of three, who left her husband

and children to live with a man who webbed her heart through cyberspace. Her story is not singular by any means.

Ann Landers established a club for men and women who perceive the net as the demon that destroyed their marriage

or lost their partner because they discovered Mr. or Ms. Right on the web. These letters and Ann Landers'

responses may be found online at the Chicago Tribune web site.

It is silly to perceive the net as a demon, when we determine how we meet its challenges. While there are those

who can use the net to their advantage extracting useful information, there are those who become addicts losing

common sense, hopping from chat room to chat room, writing piles of e-mails full of lies to chosen victims and the

virtual reality, the flirtations become a part of their everyday lives as some disease. One thing is true - the

net is very addictive. According to the confession of a multiple substance addict, it was easier to give up

cocaine than the IRC.

If, despite all we've said, there are those who still chose the internet as the means to find a partner, they can

try the numerous IRC channels, Java chat rooms, the ICQ, online matchmaking services, correspondence groups or in

a variety of mailing lists and newsgroups (alt.romance, alt.soulmates) or place their graphically constructed

personal home page on-line through which one may convey to the world any information desired. There are many

available choices, one need only live with the opportunity.

In any case - be cautious that you don't end up like Mr. Romeo. Keep your eyes open off-line as well - turn off

the machine and go to a dance or a club, because most women still expect to be courted in a real, old fashioned,

romantic way.





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.**





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah

Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam

Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
engkaupun akan ikut menangis disisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada
perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.

Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan."





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Kasih Sayang Seorang Ibu

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?"
Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

CINTA LAKI-LAKI BIASA

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.

Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!

Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.

Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

Nania terkesima.

Kenapa?

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.

Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!

Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.

Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?

Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.

Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.

Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!

Cukup!

Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

***

Setahun pernikahan.

Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.

Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.

Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.

Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!

Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.

Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?

Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.

Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli!
Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!

Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

***

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.

Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

***

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

Nania, bangun, Cinta? Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

Nania, bangun, Cinta? Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat..

- Asma Nadia -

------------------
nandana@panama-group.com





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Biarkan Anakku Menjadi Karna atau Musa

Semenjak kelahiran anak kembarnya, perempuan itu tak pernah dapat tidur dengan nyenyak. Laki-laki dan perempuan, dampit! kata orang. Sebuah kelahiran yang langka. Di desanya memang ada juga yang melahirkan bayi kembar. Tapi semuanya laki-laki atau semua perempuan. Sedangkan bayinya laki dan perempuan. Yang lahir duluan laki-laki, selang tujuh menit kemudian baru yang perempuan. Kata orang-orang tua bayi kembar yang lahir duluan justru yang muda karena yang tua keluar belakangan mengiringi adiknya.

Ia tak begitu peduli siapa yang lebih tua dari keduanya. Yang jelas kelahiran itu membuat jiwanya berubah drastis. Tak lagi dirasakan sempit rumah gedeknya, juga air hujan yang menetes persis di samping dipan tempatnya tidur dan di pojok-pojok dinding kamar. Tubuhnya ringan, wajahnya sumringah, tak ada sisa sakit sedikit pun. Rasa nyeri dan pegal-pegal saat mengejan mengeluarkan dua orok itu dari rahimnya hilang begitu saja.

"Wahyu ini akhirnya datang juga," bisiknya sambil mengelus dua bayi kembar itu. Ia ingat betul bagaimana melewati masa-masa nyidam dulu. Semenjak kandungan perutnya berusia dua bulan tak pernah sekalipun perutnya mual dan muntah-muntah. Tak juga diingininya buah mangga atau rujak yang asam seperti biasa dialami perempuan hamil. Tak juga merasa pusing-pusing atau lesu. Hanya ia menjadi sangat gemar berjalan-jalan. Bukan berjalan-jalan di sawah atau di jalan-jalan desanya, tapi di sungai. Ia betah duduk berjam-jam di pinggir sungai. Memandangi warna sungai yang kini kecoklatan tak lagi jernih sepeti masa kecilnya dulu. Diperhatikan pula riak-riak sungai sambil berpikir tentang makhluk dan benda-benda di dalamnya. Mengusap-usap pasir dan tanah pinggir sungai dengan lembut sambil membayangkan masa kecil bersama kawan-kawannya membuat rumah-rumahan atau betengan ketika air sungai surut.

Hampir tiap malam ia bermimpi. Bapaknya yang sudah lama mati menanggap wayang untuk menyambut kelahiran bayi yang dikandungnya dengan lakon Karna Lahir. Tokoh yang menjadi idolanya sejak kecil. Satriya tampan putra matahari dengan wajah bersinar, prajurit pilih tanding sakti luar biasa. Putra yang disusui air sungai, dibesarkan arus dan lumut-lumut serta berkawan batu sungai hitam diam perkasa. Mimpi itu diselingi dengan mimpi yang lain. Bapaknya datang dan mendongengi dia tentang bayi Musa yang dihanyutkan dalam sungai kemudian menjadi nabi bersenjata tongkat, pahlawan pembelah laut yang menenggelamkan seorang raja yang lalim.

Ia benar-benar merasa bahagia dengan mimpi itu. Itu pasti wangsit, demikian pikirnya. Ada kebanggaaan yang diam-diam menggunung dalam dadanya. Ia merasa menjadi perempuan pilihan yang rahimnya dititipi Tuhan bayi yang kelak menjadi orang yang terpilih, seperti Kunti yang dititipi Karna, atau Maria yang dititipi Isa. Satu dari sekian juta perempuan di seluruh jagat.

Kebanggaan itu membuatnya lupa pada pandangan sinis tetangga-tetangga yang mencibir dan menggunjing tentang bapak dari bayi itu. Juga membuatnya melupakan laki-laki dengan alis tebal dan mata sedikit juling yang kali terakhir merayu lalu menidurinya. Keinginannya untuk mencari laki-laki itu amblas begitu saja ketika memandang bayi dampitnya. Tapi ia tak menyesalinya. Lelaki memang ditakdirkan untuk menjadi pengecut! Pikirnya dalam hati.

Sebenarnya ia sedikit bingung. Kenapa wahyu bayi itu tidak satu tapi dua dan satunya perempuan? Bukankah Karna, Musa, atau Isa, semua tokoh-tokoh itu laki-laki? Tapi mengapa pasangan bayinya perempuan? Kenapa dua-duanya tidak laki-laki? Ia berpikir keras. Tiba-tiba ia teringat Srikandi, tokoh ksatriya wanita titisan Amba yang mampu mengalahkan Bisma, panglima besar Kurawa yang sakti mandraguna. Akankah kelak bayi perempuannya itu menjadi tokoh besar juga? Tapi mengapa dalam mimpi bapaknya hanya bercerita tentang Karna dan Musa? Bukan Srikandi, Sembadra, atau Dewi Durga, misalnya?

Bayi perempuannya itu diperhatikannya memang lebih lincah dan agresif dibanding saudara laki-lakinya. Lebih sering rewel, tidak bisa tenang, dan rakusnya bukan main. Kalau menyusu lidah kecilnya mengecap-ngecap dan menghisap amat kuat. Putingnya jadi sakit. Tidak cukup puting sebelah saja tapi berpindah-pindah puting kiri ke puting kanan berganti-ganti. Kalau melihat saudara laki-lakinya sedang menyusu ia menjerit keras-keras dan kakinya menyepak-nyepak saudara kembarnya itu. Ini membuat kesal karena ksatriya mudanya jadi ikut menjerit dan menangis. Kesalnya makin bertumpuk ketika menyadari alis, hidung dan bibir bayi perempuan itu mengingatkan pada alis, hidung dan bibir laki-laki yang sangat dikenalnya.

Pagi itu ia hanya mengangguk ketika seorang wanita menyambangi di pembaringan dan mengutarakan niatnya mengambil bayi perempuannya. Katanya ia punya tujuh anak yang semuanya laki-laki dan pingin punya anak perempuan satu saja. Ia jadi teringat kata orang-orang bahwa bayi dampit harus dipisah karena kelak mereka akan bertemu dan berjodoh sendiri. Cuma mengangguk pula ketika wanita itu pamit sambil menyelipkan sebuah amplop di balik bantalnya.

Ketika wanita itu sudah meninggalkan rumah, dielus-elusnya kepala bayi laki-lakinya dan tersenyum lebar, "Anakku, ternyata takdir telah menjalankan tugasnya dengan sempurna. Kini tinggal kau santriya mungilku. Karena memang harus hanya kau yang terpilih bukan yang lain. Juga tidak saudara kembarmu. Biarlah dia berjalan atas takdirnya sendiri. Siapa tahu kelak dia benar-benar jodohmu." Perempuan itu makin lebar senyumnya. Dibayangkannya betapa menakjubkan bila Karna menikah dengan Srikandi. Itu tentu tak pernah terbayangkan oleh dalang yang paling usil sekalipun.

Saat matahari tepat di puncak menerobos atap genting yang bolong-bolong perempuan itu bangkit dan berkemas. Dibungkusnya bayinya dengan sobekan kain sarung, satu-satunya peninggalan lelaki yang dulu pernah menidurinya. Ditimang-timang sebentar dan pada telinganya dibisikkannya sebuah kalimat pendek: "Anakku, tiba saatnya kau menjalani laku ini. Akulah Kunti yang menyerahkan nasibmu pada asuhan semesta…."

Tengah hari. Pertengahan bulan November. Sebuah stasiun tv swasta dalam acara tayangan kriminal menayangkan seorang perempuan di sebuah tempat di Jawa Tengah ditangkap karena membuang bayi yang baru dilahirkannya ke dalam sungai. Menurut penuturannya, bayi itu dibuang karena ia melarat dan tak punya penghasilan tetap, sedangkan laki-laki bapak dari bayi itu tak bertanggung jawab.

Cerita Sedih Karya Tjahjono Widijanto





[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Capek Miskin, Istri Memelihara Tuyul

Kekayaan tetangga kiri dan kanan ternyata mulai mengusik istriku. Ia merasa kurang nyaman melihat Bu Kirno tetangga sebelah kiri rumahku membeli sebuah mobil baru lagi. “Padahal Bu Kirno tak mempunyai anak dan tak bekerja, masa harus mempunyai mobil dua buah,” omel istriku mengomentari mobil baru Bu Kirno.

Belum genap seminggu omelan sirik tersebut berhenti, eh kemarin istriku Rani siang-siang menelponku ke kantor hanya untuk mengabarkan bahwa tetangga kami Bu Thomas juga menukar mobil lawasnya dengan sebuah mobil baru keluaran merek Toyota. Aku hanya menghela napas panjang seraya berujar lembut, “Bu, rejeki orang kan beda-beda, ayah belum mampu menukar mobil butut kita. Doakan saja ayah banyak rejekinya ya, “ tuturku menenangkannya.

Boro-boro tukar mobil, lha yang namanya ngecet rumah saja sudah dua tahun ini tak bisa aku lakukan. Aku mementingkan pendidikan anak-anak dulu. Si sulung sudah kelas 6 SD sedangkan si bontot baru masuk Sekolah Dasar. Bayangkan saja biaya yang harus aku siapkan untuk memenuhi pendidikan anak-anakku agar mereka mendapatkan sekolah yang baik mutunya serta mengajarkan akhlak yang benar pula. Aku rasa cita-cita semua ayah di dunia ini sama jika untuk pendidikan anak.

Rani kunikahi 9 tahun yang lalu, tapi dulu Rani kupilih menjadi istriku karena sangat pengertian dan memahami diriku. Tapi kok seiring berkembangnya waktu Rani jadi berubah? Ia kini sangat materialistis, semua hal dilihat dari jumlah rupiah semata. Untung ia tak mengenal dolar Amerika, jika ia tahu berapa nilai tukar Dolar atau Euro terhadap rupiah mungkin ia berubah haluan melihat semua hal dari mata uang tersebut.

Yang mulai menjengkelkan, kini Rani sering merengek-rengek untuk meminta perhiasan tambahan karena ia malu, teman dan tetangga sering berganti-ganti model perhiasan sedangkan yang dimiliki Rani tak pernah berubah gaya sejak sembilan tahun yang lalu, maklumlah itu mas kawin pernikahan kami.

Tak berhenti sampai disitu, Rani mulai kerap menelponku ke kantor dan meminta ijin membeli tas, sepatu atau kosmetika yang ditawarkan oleh teman-teman arisannya. Jengkel juga aku jadinya dan beberapa kali kubentak untuk tak mengangguku di kantor untuk urusan seperti itu. Namun Rani bersikeras dan terus menerus merengek.

Pernah suatu ketika saat aku sedang rapat, kuiyakan saja permintannya. Walhasil begitu aku pulang kantor sudah ada Ibu Lasmini yang menunggu kepulanganku sambil menyodorkan tagihan barang yang diambil istriku, walau kredit 3 bulan namun benar-benar menjengkelkan caranya.

Suatu hari, Rani meminta ijin untuk pergi bersama teman-teman arisannya ke Jawa Timur, katanya untuk menghilangkan kejenuhan. Karena aku juga kasihan melihatnya di rumah terus maka kuijinkan ia pergi beberapa hari ke Surabaya. Aku juga memberi uang saku untuk keperluannya selama berjalan-jalan.

Empat hari kemudian Rani sudah pulang, ia membeli beberapa oleh-oleh berupa makanan untuk anak-anak. Tak henti-hentinya ia berceloteh tentang pengalaman perjalanannya. Namun ia juga menangis menceritakan bahwa kalung mas kawin kami hilang, entah terjatuh dimana. Walaupun sangat kesal karena kalung tersebut adalah satu-satunya sisa dari mas kawin kami namun mau bilang apa lagi. Siapa yang mau kehilangan, coba?

Sejak kepulangan Rani dari Jawa Timur, aku merasa ada yang agak aneh dari sikapnya. Karena setiap pagi-pagi istriku sudah jalan-jalan. Katanya ingin olah raga. Belum lagi di dapur teronggok bunga-bungaan tujuh rupa beserta kemenyan dan rokok kretek yang diletakkan di tampah dari anyaman bambu. Malah beberapa malam Jumat kucium bau asing menyengat hidungku. Ternyata Rani sedang membakar kemenyan sambil membisikkan beberapa kalimat yang asing terdengar di telinga. Bahkan setiap malam Rani mulai suka menyendiri di teras rumah dengan lampu yang digelapkan total, ia duduk-duduk saja, sesekali tertawa atau berkata-kata sendiri.

Tentu saja tak kubiarkan istriku menjadi gila, maka suatu malam di saat anak-anak sudah terlelap aku mengajaknya bicara dan menanyakan perubahan dirinya. Rani diam saja dan berkilah belum waktunya ia menjelaskan. Berkali-kali kudesak dan kukatakan keberatanku dengan adanya bunga tujuh rupa dan bau kemenyan yang setiap malam menyengat hidung, ia tak bergeming. Menunduk dalam-dalam sambil berucap, “ Ayah tenanglah aja, nanti kalau sudah ada hasilnya ayah juga bakal terima kasih ke aku”.

Beberapa minggu kemudian sepulang dari kerja kulihat ada sebuah kotak berisi kue donat dari toko donat terkenal di Jakarta. “Dari siapa donat ini, bu?” tanyaku sambil mengambil sebuah donat yang berwarna coklat. “Aku yang beli tadi, sekalian jalan-jalan ke mal sama Bu Thomas nyoba mobil barunya,” jawab istriku ketus.

Minggu depannya lagi, ada DVD, tas, sepatu, baju, lauk mewah dari restoran Padang dan beragam barang baru di rumah. Tentu saja aku heran dan mempertanyakan dari mana asal muasal barang-barang tersebut. “Ya beli dari mal, emang saya nyolong!” teriak Rani dari kamar mandi. Dengan marah kugedor pintu kamar mandi dan kuminta ia menjelaskan dari mana uang untuk membeli barang-barang tersebut. “Sumpah, aku tidak jual diri, ini adalah uang hasil dari perjuanganku,” isaknya saat kutampar pipinya. “Perjuangan dari mana?! Jelas ibu tak bekerja dan kita hanya hidup dari gajiku yang pas-pasan!” teriakku tak kalah sengitnya.

“Aku memelihara tuyul pak, karena aku lelah oleh kemiskinan yang mendera kita. Aku juga ingin mempunyai barang bagus seperti milik tetangga. Aku menjual kalung emas dan memberikannya kepada dukun sakti di Jawa Ttimur sebagai mas kawin untuk mendapatkan bantuan tuyul. Dan tuyul itulah yang mencari uang buat kita pak,“ jelas Rani di sela-sela tangisnya.

“Tiap pagi aku harus membawa tuyul itu jalan-jalan dan malam hari aku memberinya makan dengan bunga tujuh rupa lengkap. Aku juga harus menggendongnya jika malam, makanya aku selalu melewatkan tengah malam duduk di teras rumah dan sesekali harus menyusuinya,“ terangnya lagi.

Blar…Bagai terkena hantaman kilat aku dibuatnya. Kupandangi istriku tanpa kedip, rasanya tak mungkin perempuan yang telah kunikahi selama ini berubah drastis. Istriku memelihara tuyul hanya karena iri dengan kemewahan yang dimiliki tetanggaku. Aku tertegun lama dan tak mampu berucap. Aku lelah lahir batin. Aku berencana memintanya memilih, keluarga atau tuyul tersebut.






[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Di Jalan Kecil Tengah Hutan

Erick W. Smith, seorang ahli logam yang bekerja untuk English Steel Company, tinggal di pinggir kota Sheffield

yang tenang bernama Ecclesall. Di belakang rumahnya terdapat hutan tempat orang biasa berkuda, dan di musim semi

dan musim panas Smith biasanya berkelana didalam hutan, menikmati keindahan, kedamaian dan ketenangan serta

mengumpulkan kotoran kuda untuk tanaman tomatnya. Untuk itu dia membawa pengki kecil dan tas belanja dari kain

tahan air yang sudah tua.

Suatu hari di akhir tahun 1950-an, ketika dia perlahan-lahan berjalan di jalan kecil di tengah hutan, sebentar-

sebentar berhenti untuk mengambil kotoran kuda untuk tanaman tomatnya, dia melihat seseorang berjalan perlahan-

lahan menuju ke arah jalan yang sama sambil sesekali berhenti mengumpulkan sesuatu dengan alat.Jelas, pikir Smith,

orang itu juga menghargai nilai pupuk dari kotoran kuda.

Di tengah-tengah antara kedua orang itu terdapat bangku dan mereka tiba pada bangku secara bersamaan dan duduk

bersama. Ternyata merupakan kebetulan luar biasa karena orang asing itu membawa taas dari kain tahan air persis

sama dengan milik Smith. di samping pangki kecil. Kedua orang itu ternyata, masuk hutan untuk mengumpulkan kotoran

kuda untuk tanaman tomatnya.

Dengan ikatan yang telah terjalin, Smith mencari pipa dan kaleng tembakaunya. Orang itu juga mengeluarkan pipa dan

Smith menawarkan tembakau kepadanya."Tidak, terima kasih," tolak orang asing itu, "saya mempunyai merk favorit."

memang demikian. Merk itu ternyata sama dengan kesukaan Smith.

Pada saat itu kedua orang itu mulai merasakan sesuatu yang aneh terjadi diantara mereka berdua.

"Namaku Smith," kata Smith.

"Begitu juga saya," kata orang asing itu.

"Erick Smith," kata Smith pertama.

"Saya Juga," kata Smith kedua.

"Eric W. Smith."

"Saya juga."

"W adalah singkatan dari Wales," kata Smith yang pertama.

"Nah, disitulah kita berbeda, saya Walter."

Sumber: Laporan Eric Wales Smith kepada Editor






[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

.:: Bersin tentukan Kepribadian ::.

"Semua orang pasti pernah bersin, tentu saja dengan cara yang berbeda pada masing-masing orang. Nah cara bersin

tersebut secara tak langsung menyiratkan personaliti kita, meskipun bersin adalah hal yang sederhana seperti

menguap dan batuk," ujar Patti A. Wood, seorang ahli bahasa tubuh yang menulis buku 'Achoo IQ Study for Benadryl'.

Melalui survei dan penelitian, Wood mengelompokkan bersin menjadi empat kategori, yaitu: nice sneezer, "be right"

sneezer, "get it done" sneezer dan enthusiastic sneezer.

Jika Anda selalu membuang muka saat bersin, itu artinya Anda masuk dalam kategori nice sneezer, yaitu individu

yang memiliki kepribadian hangat, penolong, setia dan welas asih dengan sesama.

Atau Anda adalah orang yang selalu bersin dengan suara yang keras sekali? Wah, jika memang iya, itu artinya Anda

masuk dalam kelompok "get it done" sneezers, yaitu tipe orang yang cekatan, cepat mengambil keputusan, tegas dan

tanpa tedeng aling-aling, atau bisa dibilang pribadi yang tak pernah ragu dalam bertindak. Sosok personaliti

seperti ini sangat sesuai dijadikan sebagai pimpinan.

Bagaimana jika Anda selalu menutup mulut dan hidung dengan selembar tisu ataupun sapu tangan saat bersin? Wood

mengkategorikan tipe orang dengan perilaku seperti ini sebagai "be right" sneezers, tipe orang yang selalu

mengutamakan kerapian, ketelitian, akurat dan individu yang memiliki pemikiran mendalam.

Kelompok terakhir adalah "enthusiastic" sneezers. Dalam kelompok ini Wood memasukkan orang-orang yang kerap

menarik perhatian saat mereka bersin. Misalnya kakek Anda yang selalu bersin dengan gaya dan cara yang sering

membuat Anda kaget dan ketakutan, atau bisa jadi teman kerja Anda yang selalu bersin sampai lima kali. Tipe orang

yang masuk dalam kategori ini cenderung memiliki pribadi yang kharismatik, berjiwa sosial dan memiliki kemampuan

memotivasi orang lain.







[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Rabu, 20 Januari 2010

Puluhan Juta Uang Nasabah BCA di Bali Lenyap


Denpasar - Para nasabah Bank Central Asia (BCA) di Kuta, Bali, resah bukan kepalang. Uang di rekening mereka berkurang tanpa melakukan transaksi sebelumnya. Polisi tengah menyelidiki kasus ini.

Kapolsek Kuta AKP Dody Prawira Negara melalui telepon Selasa (19/1/2010) mengatakan 3 nasabah BCA Kuta melapor ke Polsek Kuta. Kemudian bertambah lagi hingga total ada 10 orang nasabah BCA yang kehilangan uang tanpa proses transaksi. Selain di Kuta, kasus serupa juga menimpa nasabah BCA di Denpasar.

Hilangnya uang tersebut diketahui saat nasabah tersebut akan bertransaksi di BCA Kuta. "Uang tabungan saya berkurang padahal tidak melakukan transaksi," kata seorang nasabah yang enggan disebutkan namanya.

Jumlah uang nasabah yang lenyap diperkirakan mencapai puluhan juta. Uang nasabah yang lenyap antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Lenyapnya uang nasabah diduga terjadi secara serentak, hanya dalam rentang waktu antara 16-19 Januari 2010.

Polisi kini tengah menyelidiki kasus lenyapnya uang yang meresahkan para nasabah BCA. Pihak BCA pun belum memberikan konfirmasi terkait pengaduan nasabahnya. "Kita meminta bantuan cyber crime Polda Bali untuk melakukan penyelidikan," ujar Dody.








[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Jumat, 15 Januari 2010

Siang Nanti Gerhana Matahari Terlihat di Langit Jakarta


Hari Jumat (15/1/2010) ini kawasan Indonesia akan disuguhi peristiwa alam yang unik: gerhana matahari. Ini adalah gerhana terlama pada milenium ini.

Gerhana yang diperkirakan berlangsung 11 menit 8 detik ini akan melewati Afrika bagian tengah, Samudra India, dan sebagian wilayah Indonesia. Titik maksimum gerhana hanya akan terjadi di Samudra Hindia, tetapi masyarakat yang tinggal, antara lain, di Afrika Tengah, Kenya, China, dan Myanmar bisa melihat fase gerhana cincin. Adapun total jalur penumbra gerhana ini mencapai 333 kilometer.

Sayangnya, di Indonesia fenomena alam ini hanya terlihat parsial atau sebagian. Proporsi gerhana yang paling besar terjadi di Aceh yang bisa mencapai 50 persen. Di Jakarta, Matahari hanya akan tertutup 11 persen.

Beberapa wilayah di Indonesia yang dapat menyaksikan gerhana adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Proses gerhana yang dimulai dengan masuknya bayang-bayang Bulan di permukaan Bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 15.55 WIB.

Lama gerhana diperkirakan sekitar 2 jam, mulai dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Gerhana akan bisa dilihat di Jakarta pada pukul 14.33-16.00 WIB dengan kegelapan hanya 11 persen.

Gerhana matahari yang selama ini, lebih dari 11 menit, baru akan kembali terjadi 1.033 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 3043. Berdasarkan catatan, gerhana matahari selama ini hanya dikalahkan peristiwa tahun 1992, yaitu dengan waktu 11 menit 41 detik.

SMBR : KOMPAS






[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Kompak Desak Pansus Konfrontasikan Kalla-Sri Mulyani-Boediono


Selain mendesak Pansus Hak Angket Pengusutan Kasus Bank Century DPR untuk mengusut pernyataan tertipunya Menkeu Sri Mulyani, Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) juga mendesak Pansus untuk mengonfrontasikan keterangan Sri Mulyani dengan mantan Wapres Jusuf Kalla dan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono dalam satu forum pemeriksaan.

Hal ini disampaikan dalam keterangan pers di Gedung DPR, Jumat (15/1/2010). "Pansus harus mengonfrontir ketiganya sesegera mungkin. Kalau boleh, jangan sampai Februarilah, terlalu lama," ujar anggota Kompak, Effendy Gazali.

Sebelumnya, anggota Kompak, Fadjroel Rahman, mengatakan, ketiganya harus ditampilkan bersamaan terkait ada atau tidaknya laporan Sri Mulyani dan Boediono soal keputusan dan eksekusi bail out kepada Kalla yang waktu itu menjabat sebagai presiden ad interim.

Pansus juga diminta mengonfirmasi keterangan Kalla yang menyebutkan Sri Mulyani pernah mengaku kepadanya bahwa dirinya merasa tertipu dengan data BI saat bail out dikucurkan. Keterangan Boediono sangat diperlukan untuk mengonfirmasi keduanya, termasuk penolakan yang dilakukannya ketika Kalla memerintahkannya untuk melaporkan pemegang saham pengendali Bank Century, Robert Tantular, yang jelas-jelas sudah melakukan tindak pidana perbankan.

Sumber : KOMPAS.com







[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Rabu, 06 Januari 2010

Siswi SMU Dipaksa Bugil, Lalu Direkam

Aparat kepolisian di Poso, Sulawesi Tengah, dini hari, menangkap dua pemuda yang dicurigai telah menyebarkan video mesum yang melibatkan gadis cantik, siswi SMU setempat dengan pacarnya.

Kedua pemuda yang masih dirahasiakan namanya itu diciduk di tempat terpisah dan dibawa ke Mapolres Poso untuk dimintai keterangan.

Seusai penangkapan, Briptu Andi, penyidik polisi setempat mengatakan, kedua pemuda itu diamankan mereka karena tuduhan telah melakukan beberapa perbuatan pidana, antara lain merekam dan menyebarkan gambar cabul kepada masyarakat dengan menggunakan telepon genggam.

Selain itu, keduanya ditengarai telah merampas kemerdekaan orang lain dengan memaksa korban wanita berinisial NL (17), yang tertangkap basah sedang berduaan dengan pacarnya di sebuah pantai wisata di pinggiran utara kota Poso untuk melepaskan pakaiannya, guna diabadikan ke dalam telepon genggam.

Juga, kedua pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu dicurigai telah melakukan pemerasan dan pengancaman kepada para korban agar menyerahkan sejumlah uang dengan jaminan akan menutup kasus mereka, namun belakangan justru gambar yang diambil itu disebarluaskan kepada masyarakat.

Sebelum penangkapan, pihak keluarga NL, yang didampingi beberapa aktivis dari Kelompok Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) Sulawesi Tengah mendatangi Mapolres Poso untuk melaporkan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan kedua pelaku tersebut.

Mereka juga menyerahkan alat bukti berupa rekaman video tidak senonoh yang sudah beredar luas di tengah masyarakat kota Poso selama beberapa hari terakhir.

“Kami berharap polisi dapat memproses kasus ini dan mengenakan para pelaku dengan ancaman hukuman maksimal dalam KUHP dan UU Perlindungan Anak, sebab sudah mencemarkan nama baik NL beserta keluarganya,” pinta Mutmainah Korona, direktur KPPA Sulteng.

Sementara itu, dalam rekaman video telepon genggam berdurase 1:53 menit, yang disebarluaskan kedua pelaku tersebut, terlihat NL sedang bermesraan dengan pacarnya di sebuah pantai wisata di kota Poso.

Dalam gambar itu juga terlihat perempuan NL seolah-olah dipaksa salah seorang pelaku untuk melepaskan pakaiannya di hadapan beberapa lelaki dan pacarnya.

Kepala SMA Negeri 1 Poso, Mahmud Aldjufri, yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan pihaknya masih melihat perkembangan proses penyidikan yang dilakukan oleh polisi terhadap kasus yang menimpah salah seorang muridnya berinisial NL, sebelum mengambil keputusan.

“Kami masih melihat perkembangan proses penyidikannya, apakah dia itu menjadi korban atau lainnya. Kalau tokoh menjadi korban (percobaan perkosaan dan pemerasan), pihak kami juga akan memberikan dukungan pembelaan,” katanya.

(17/8)
Smbr:MyGirlsPhot




[+/-] Clik Judul Untuk Selengkapnya..

Gabung Disini Yuk, Tekan FOLLOW trus Masukan Email Saja Lalu Login

Pasang Iklan Disini

.:: Translate To Your language ::.


ShoutMix chat widget
 
Terima kasih atas kunjungannya, mohon dapat memberi kritik dan saran clik here

.:: Login Your Facebook ::.

.:: KUMPULAN BLOG ::.

.:: Get Link On FaceBook ::.

* Pasang Iklan Anda Disini Clik Here