KISAH – KISAH KELAHIRAN KEMBALI
Banyak orang yang mengunjungi suatu tempat untuk pertama kalinya merasa bahwa mereka pernah melihat tempat itu sebelumnya. Yang lain bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya dan merasa bahwa wajah orang yang ditemuinya sudah tak asing lagi. Pengalaman – pengalaman semacam itu menimbulkan pertanyaan :
Apakah kita pernah berada di sini sebelumnya ?
Apakah ini kelahiran kembali ?
Apakah engkau percaya pada kelahiran kembali ataupun tidak, mungkin sekali pada suatu saat dalam kehidupanmu engkau pernah bertemu dengan seseorang yang menceritakan kepadamu tentang bagaimana ketika mereka pertama kali mengunjungi suatu tempat, tempat itu sepertinya tak asing lagi, atau seseorang yang baru mereka temui untuk pertama kalinya sepertinya adalah seseorang yang pernah mereka temui sebelumnya.
Apakah penyebab semua ini ? Apakah engkau pikir ini merupakan hasil dari mimpi masa lalu ? Ataukah engkau berpikir bahwa ini hanyalah merupakan sebuah pertanyaan tentang kemiripan yang luar biasa ?
Engkau akan menemukan bahwa orang yang bersangkutan yakin, reaksi keheranan mereka jauh dari hanya mimpi. Ini terlalu jelas, terlalu nyata.
Lalu apakah jawabannya ? Pertama – tama, pertimbangkan pengalaman dari orang – orang yang masih hidup hingga kini yang yakin bahwa tidak ada jawaban lain selain kelahiran kembali.
BAYINYA YANG PERTAMA.
Kisah yang ditulis oleh Parry Miller ini dimuat dalam Sunday Times of Ceylon, 13 Januari 1954.
Kini izinkanlah saya untuk menceritakan kepada kalian sebuah kisah yang mengherankan tentang seorang ibu dan putranya. Saya berbicara dengan si ibu di rumah susunnya tidak jauh dari persimpangan Taman Hyde.
Ceritanya dimulai ketika si ibu menunjukkan kepada saya foto sebuah makam di Kuala Lumpur, Malaysia. Itu adalah makam putranya yang berusia lima tahun. Dan batu nisan pada makam itu memuat tulisan yang unik. Di bawah patung batu sebesar badan seorang anak yang tampan terukir kata – kata ini:
Demi keagungan Tuhan
Dan untuk kenangan indah
Dari putra kami tercinta
Philip Pryce Smith
Lahir 22 Oktober 1920
Meninggal dunia 22 November 1925
Dilahirkan kembali 23 Februari 1927
Tuhan bekerja dengan cara misterius
Terjadilah keajaiban – Nya.
Dan inilah kisah yang digambarkan oleh Ny. Smith sebagai “ pengalaman terhebat dalam hidupku “.
“ Aku pergi ke Malaysia sebagai istri seorang insinyur, “ ia berkata kepadaku dan Philip adalah putra kami yang pertama. Ia adalah seorang anak yang tampan dan bahagia dan tentu saja ia merupakan segala – galanya bagiku. Kemudian, saat hujan lebat di musim hujan pada bulan November, tiba – tiba ia jatuh sakit. Ia terserang desentri dan setelah sakitnya berlangsung selama delapan hari ia meninggal dunia – sebulan setelah hari ulang tahunnya yang kelima. Aku merasa sangat sedih. Aku telah melahirkannya, aku berharap, aku selalu menjadi seorang wanita yang taat, wanita yang saleh. Namun aku tak dapat mengerti, mengapa Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil anakku satu – satunya dariku “.
Setelah pemakaman, suami Ny. Smith mengirimnya ikut pelayaran ke Birma. Tetapi ia tetap saja merasa sedih. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kapal dengan berlutut dalam kabinnya atau menangis tersedu – sedu di tempat tidurnya.
Suatu hari, di awal bulan Desember, ketika kapal sedang bergerak menuju pelabuhan Moulmein, Birma, setelah didera kesedihan yang mendalam di tepi tempat tidurnya, Ny. Smith berlutut di atas lantai kabinnya lagi. “ Aku mencurahkan isi hatiku kepada Tuhan, “ katanya kepadaku dengan tenang, “ dan ketika aku bangkit aku merasa dikuasai oleh perasaan aneh. Aku merasa penting sekali untuk berbicara kepada seorang Birma yang pernah kulihat di atas kapal. Aku tidak mengenalnya, tak pernah berbicara dengannya. Namun perasaan itu harus dituruti. Aku bahkan tidak berganti pakaian. Aku hanya memakai kimono, lalu lari keluar dari kabinku dan menuju dek “.
“ Di sana orang Birma itu berdiri di samping pagar jeruji, memandang jauh ke seberang lautan di mana terdapat kota Moulmein. Aku melihat ke arah yang sama pula. Aku melihat sebuah pagoda, berkilauan terkena sinar matahari. Saat itu sulit bagiku untuk memulai percakapan, aku merasa lidahku kelu. Tetapi akhirnya mataku kembali melihat pagoda. Aku berjalan menghampiri orang itu lalu menanyakan namanya. Dan setelah ia menjawab aku dengan berani bertanya : “ Dalam agamamu apa yang engkau percayai terjadi pada seorang anak setelah ia meninggal dunia ?”
“ Jawabnya sederhana, “ Kami percaya, “ katanya, “ Si anak yang meninggal dunia akan dilahirkan kembali “.
“ Dan tiba – tiba sepertinya aku memahami segalanya. Aku merasa kalau aku sengaja diarahkan menuju Birma ini, dan orang itu telah diarahkan untuk menyampaikan kepadaku pesan yang telah lama kucari dan kuharapkan dan tiba – tiba aku tahu bahwa segalanya akan berjalan baik, anakku yang hilang akan kembali kepadaku “.
“ Setelah kembali ke Malaysia aku memberitahu teman – temanku mengenai pengalamanku dan keyakinan kuat yang datang padaku. Mereka, tentu saja tidak percaya. Mereka mengira penderitaanku telah membuatku bingung. Aku juga mulai mengira – ngira apakah aku berpegang teguh pada keyakinan ini semata – mata karena aku tertimpa kesedihan dan memerlukan penghiburan “.
“ Dengan timbulnya keraguan ini, aku hampir mulai putus asa lagi. Kemudian pertanda selanjutnya datang padaku. Aku memimpikan putraku. Ia berbicara kepadaku, dengan lengannya melingkari leherku. “ Aku kembali padamu, Bu, “ katanya. Dan aku menemukan sesuatu yang bagiku sepertinya, sebuah pertanda yang lebih jauh, buku gambar miliknya. Ia masih terlalu muda untuk menulis kata – kata, tetapi ia dapat menulis huruf – huruf. Dan ketika memeriksa buku ini suatu hari aku menemukan bahwa ia telah menuliskan dengan pensilnya kata “ pagoda “. Aku terkejut. Aku tak dapat mengerti bagaimana ia dapat menulis kata ini. Aku hanya dapat menerimanya sebagai pertanda yang lebih jauh dari hal – hal aneh yang sedang terjadi “.
“ Kemudian, dalam sebuah mimpi sekitar bulan Maret 1926, dan sekitar 14 minggu setelah kematian Philip, ia memberitahuku lagi bahwa ia akan kembali. “ Aku akan kembali padamu dua bulan setelah Natal, Bu “, katanya. Dan hampir dua belas bulan kemudian di Bulan Februari 1927, Hal itu terjadi. Philip dilahirkan kembali bagiku “.
Demikianlah, cerita Ny. Smith yang menakjubkan. Kami tahu apa yang akan dikatakan oleh orang yang tidak percaya. Tetapi keyakinan kuatnya bukanlah semata – mata karena ia dalam kesedihan sehingga menghibur dirinya sendiri dengan ajaran dari Timur yang penuh mistik yang menghibur. Putranya benar – benar lahir dua kali darinya.
Ia berkata kepadaku, “ Jika aku berhenti percaya bahwa Philip adalah reinkarnasi dari Philip yang telah meninggal dunia, aku tak akan percaya kepada Tuhan “.
Hari ini Philip berusia 26 tahun. Ia bersekolah di negeri Inggris yang terkenal dan ia kini seorang insinyur yang bekerja di Australia.
ANAK KEMBAR MENGINGAT HARI KEMATIANNYA.
Kisah yang ditulis oleh John Macklin ini terbit di Ceylon Sunday Observer, pada tanggal 4 April 1965.
Cerita tentang anak kembar Pollock mungkin merupakan bukti terkuat dalam rangkaian bukti – bukti yang mendukung teori kelahiran kembali. Mereka membicarakan kejadian yang terjadi delapan tahun yang lalu, peristiwa – peristiwa yang terjadi pada dua orang anak yang meninggal dunia sebelum anak kembar itu dilahirkan.
Joanna Pollock yang berusia 11 tahun dan adik perempuannya berusia 6 tahun, Jacqueline, melompat – lompat dengan gembira di trotoar dalam perjalanan mereka menuju misa. Waktu itu hari Minggu di bulan Mei 1957, di kota Whitley Bay di tepi pantai. Tiba – tiba kedamaian di awal musim panas itu pun sirna. Sebuah mobil memutari simpang jalan menerjang ke arah anak – anak itu. Kedua anak itu terluka parah.
Ini merupakan peristiwa tragis bagi pengantar susu keliling John Pollock dan istrinya Florence, menerima kenyataan bahwa kedua putrid mereka meninggal dunia. Dan setiap hari kesedihannya bertambah. Keluarga Pollock yakin bahwa Joanna dan Jacqueline kembali ke rumah kecil di balik laut utara yang kelabu.
Cerita mengenai anak kembar Pollock sudah menjadi bukti terkuat dalam rangkaian bukti – bukti yang mendukung teori kelahiran kembali. Peneliti kebatinan menilainya sebagai salah satu cerita yang paling menakjubkan dan menarik pada dekade itu.
Gillian dan Jennifer dilahirkan tujuh belas bulan setelah tragedi itu. Tak ada seorang pun yang pernah membicarakan pada mereka secara rinci perihal kematian saudara perempuan mereka… namun mereka tahu mengenai kecalakaan itu sampai pada hal yang sekecil – kecilnya. Dan semua yang mereka katakan sesuai dengan kenyataan. Jennifer yang lebih muda sepuluh menit dari anak kembar berusia 5 tahun itu, menyerupai Jacqueline, yang lebih muda dari kedua bersaudara yang telah meninggal dunia. Foto – foto menunjukkan kemiripan yang jelas.
Sejak malam ia dilahirkan, Jennifer memiliki bekas luka yang berwarna putih sepanjang 1,25 inci di dahinya. Jacqueline juga memiliki bekas luka yang sama – akibat jatuh ketika ia berusia tiga tahun. Masih ada kemiripan – kemiripan lain yang luar biasa : Jennifer memiliki tanda lahir yang berwarna merah kecoklatan di pinggangnya, berukuran sebesar sekitar 1 Shilling – Jacqueline juga memiliki tanda yang sama.
Keluarga Pollock terus mencatat kesamaan – kesamaan antara anak – anaknya yang masih hidup dengan anak – anaknya yang telah meninggal. Contohnya : Jennifer senang menulis. Tanpa disuruh ia melakukan kebiasaan aneh dengan memegang pensilnya di antara jari tengah kanannya dan menggerakkannya dengan jari telunjuk. Jacqueline juga melakukan hal yang sama.
Para peneliti tertarik dengan bukti – bukti yang ditawarkan oleh Tn. dan Ny. Pollock. Mereka mewawancarai anak – anak perempuan itu dan mendengarkan fakta – fakta tentang benda – benda dan tempat – tempat yang tidak pernah dialami atau dilihat oleh Jennifer dan Gillian tetapi pernah dialami atau dilihat oleh Joanna dan Jacqueline.
Gillian meniru Joanna dalam banyak hal pula. Ia menggunakan banyak ungkapan yang sama, cara berjalan yang sama, kecenderungan yang sama jika menggandeng tangan saudaranya.
Tetapi mungkin fakta yang paling menakjubkan adalah bahwa anak – anak itu membicarakan peristiwa kecelakaan tersebut, seolah – olah kejadian itu menimpa diri mereka sendiri. Gillian sering berbicara tentang rincian – rincian yang tak pernah diceritakan oleh orang lain kepadanya. Baru – baru ini Ny. Pollock mendapati Gillian, tangannya di bahu Jennifer, sedang menggambarkan secara gamblang luka – luka yang di derita Jacqueline dalam tabrakan itu.
Suatu ketika, sesudah anak – anak itu pergi jalan – jalan, seorang tetangga melihat mereka sedang menangis di sisi jalan. Mereka sedang berdiri tepat di lokasi di mana tragedi itu terjadi – dan sekali lagi, tidak ada seorang pun yang pernah memberitahu mereka lokasi yang tepat.
Suatu ketika Jennifer bertanya kepada ibunya, “ apa yang terjadi pada Tuan ? Apakah ia masih sangat sedih mengenai tabrakan itu ? Jennifer menyinggung nama pria yang mengendarai mobil itu, tahu di mana ia tinggal dan apa jenis kendaraan yang dikendarainya.
“ Baru – baru ini, “ kata ayahnya ; ketika aku berada di loteng aku menemukan sebuah kotak mainan yang telah kusimpan sejak anak – anak meninggal. Aku yakin sekali kalau si kembar tidak pernah melihat kotak itu dan tidak memiliki gambaran apa isi kotak itu. Aku memutuskan untuk memberikan mainan itu kepada mereka. Begitu aku membuka kotak itu, Gillian menyambar mainan kecil alat pemeras untuk memeras pakaian boneka yang basah dan berteriak kegirangan : “ Lihat ayah – ini alat pemerasku kembali “. Mainan itu dulunya milik Joanna dan merupakan mainan kesukaannya.
Kejadian – kejadian seperti ini – dan banyak lagi – yang membawa para ahli berkesimpulan bahwa anak kembar Pollock sudah pernah lahir ke dunia sebelumnya.
Orang terakhir yang perlu diyakinkan adalah ayah mereka. Ia beragama Katolik Roma, dan kepercayaannya itu tidak menerima teori reinkarnasi ( terdapat bukti bahwa kehidupan sebelum kelahiran diakui pada masa awal Gereja Kristen, tetapi kemudian dinyatakan ditolak oleh Sidang Kedua Konstantinopel pada tahun 553. Lihat Reincarnation, An East West Anthology, h.321 – penulis ). Tetapi sejak anak – anak meninggal ia memiliki perasaan aneh bahwa mereka akan digantikan dengan anak perempuan kembar dalam keluarganya. Ny. Pollock mencemooh pemikiran itu – demikian pula para dokter yang memeriksa Ny. Pollock. Mereka hanya dapat mendengar satu detak jantung. Tetapi yang lahir adalah anak kembar.
Pada mulanya Ny. Pollock tidak dapat menerima pemikiran reinkarnasi. Kini ia berkata : “ Aku telah dipaksa untuk menerimanya secara serius. Kemiripan badan jasmani yang menakjubkan, hal – hal luar biasa yang mereka katakan, dan kesamaan dalam hal – hal yang mereka perbuat telah membuatku percaya bahwa pastilah ada sesuatu di dalamnya. Orang – orang pernah datang ke rumah – orang – orang itu belum pernah berkunjung sejak Jacqueline dan Joanna meninggal, tetapi di kembar langsung mengenali mereka. Mereka selalu mengetahui nama – nama mereka. Bagaimana kalian dapat menjelaskan hal – hal seperti ini ?
Para peneliti kebatinan mengajukan pertanyaan yang sama, “ Saat anak – anak sudah cukup besar, “ Kata John Pollock, “ Aku akan memberitahu mereka tentang keyakinanku bahwa mereka sesungguhnya adalah dua saudara perempuan mereka yang kembali ke dunia. Lalu mereka dapat memilih untuk menyerahkan diri mereka di bawah pengaruh hipnotis yang mungkin dapat mengungkapkan lebih banyak tentang kehidupan mereka sebelumnya. “. Kemudian, mungkin cahaya baru akan terpancar dari cerita yang mengherankan mengenai anak kembar Pollock – anak – anak perempuan, yang sepertinya, menjalani kehidupan kedua kalinya.
ANAK – ANAK YANG LUAR BIASA KEPANDAIANNYA.
Sepanjang zaman, anak yang luar biasa kepandaiannya selalu menimbulkan daya tarik yang amat besar dalam sejarah manusia.
Jean – Louis Gardiac, “ anak ajaib “ dari Chateau de Gardiac, Prancis, yang lahir pada tahun 1719 dapat menghafalkan abjad ketika ia baru berusia tiga bulan, dan kemajuan mentalnya cepat dan menyakinkan. Pada usia tiga tahun ia dapat membaca huruf Latin dengan mudah dan pada usia empat tahun ia dapat menerjemahkannya dalam bahasa Prancis dan Inggris dengan lancar. Pada saat ia mencapai usia enam tahun ketika sebagian besar anak – anak mulai mengerti apa itu sekolah, Gardiac dapat membaca bahasa Yunani dan Yahudi, dan telah menguasai ilmu matematika, sejarah, geografi dan ilmu lambang. Seperti layaknya anak jenius lainnya, hidupnya singkat tapi menakjubkan, ia meninggal dunia di Paris ketika baru berusia tujuh tahun.
Bagaimana engkau menjelaskan tentang Mozart yang dapat mengubah musik pada usia lima tahun ? Wolfgang Amadeus Mozart ( 1756 – 1791 ) lahir di Salizburg, Austria. Pada usia tiga tahun, sudah jelas sekali bahwa anak itu merupakan anak yang luar biasa kepandaiannya. Jari – jari mungil Wolfgang mulai membunyikan melodi dari piano dan tidak lama kemudian ia merupakan pemain biola kecil yang cakap. Pada usia empat tahun, ia telah menulis sonatanya yang pertama. Pada usia tujuh tahun opera lengkapnya yang pertama selesai.
Kemudian ada orang Polandia yang luar biasa pandainya Joseph Hofman, yang memainkan piano pada usia satu setengah tahun, memainkan nomor – nomor klasik bahkan ketika ia belum menjangkau bagian atas piano ? Apakah ada jawaban yang masuk akal selain hasil dari ingatan pengalaman – pengalaman yang lampau ?
Bagaimana engkau menerangkan tentang orang seperti Sir William Hamilton ? Ia dapat berbicara dalam bahasa Yahudi ketika berusia tiga tahun… pada usia 13 tahun William Hamilton dapat berbicara dalam 13 bahasa, di antaranya bahasa Iran, Arab dan Hindustan.
Saya rasa, anda dapat membantah bahwa anak yang luar biasa kepandaiannya ini semata – mata mewarisi kejeniusan mereka. Tetapi anehnya adalah sebagian besar dari mereka tidak memiliki orang tua ataupun sanak keluarga yang memiliki bakat dalam bidang yang mereka kuasai. Keturunan sepertinya tidak tepat, sepertinya tidak memberikan penjelasan ( “ Reincarnation Fact or Fiction ? “ oleh Don Easterd, Ceylon Times Weekender, 2 September 1967 ).
Banyak orang yang mengunjungi suatu tempat untuk pertama kalinya merasa bahwa mereka pernah melihat tempat itu sebelumnya. Yang lain bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya dan merasa bahwa wajah orang yang ditemuinya sudah tak asing lagi. Pengalaman – pengalaman semacam itu menimbulkan pertanyaan :
Apakah kita pernah berada di sini sebelumnya ?
Apakah ini kelahiran kembali ?
Apakah engkau percaya pada kelahiran kembali ataupun tidak, mungkin sekali pada suatu saat dalam kehidupanmu engkau pernah bertemu dengan seseorang yang menceritakan kepadamu tentang bagaimana ketika mereka pertama kali mengunjungi suatu tempat, tempat itu sepertinya tak asing lagi, atau seseorang yang baru mereka temui untuk pertama kalinya sepertinya adalah seseorang yang pernah mereka temui sebelumnya.
Apakah penyebab semua ini ? Apakah engkau pikir ini merupakan hasil dari mimpi masa lalu ? Ataukah engkau berpikir bahwa ini hanyalah merupakan sebuah pertanyaan tentang kemiripan yang luar biasa ?
Engkau akan menemukan bahwa orang yang bersangkutan yakin, reaksi keheranan mereka jauh dari hanya mimpi. Ini terlalu jelas, terlalu nyata.
Lalu apakah jawabannya ? Pertama – tama, pertimbangkan pengalaman dari orang – orang yang masih hidup hingga kini yang yakin bahwa tidak ada jawaban lain selain kelahiran kembali.
BAYINYA YANG PERTAMA.
Kisah yang ditulis oleh Parry Miller ini dimuat dalam Sunday Times of Ceylon, 13 Januari 1954.
Kini izinkanlah saya untuk menceritakan kepada kalian sebuah kisah yang mengherankan tentang seorang ibu dan putranya. Saya berbicara dengan si ibu di rumah susunnya tidak jauh dari persimpangan Taman Hyde.
Ceritanya dimulai ketika si ibu menunjukkan kepada saya foto sebuah makam di Kuala Lumpur, Malaysia. Itu adalah makam putranya yang berusia lima tahun. Dan batu nisan pada makam itu memuat tulisan yang unik. Di bawah patung batu sebesar badan seorang anak yang tampan terukir kata – kata ini:
Demi keagungan Tuhan
Dan untuk kenangan indah
Dari putra kami tercinta
Philip Pryce Smith
Lahir 22 Oktober 1920
Meninggal dunia 22 November 1925
Dilahirkan kembali 23 Februari 1927
Tuhan bekerja dengan cara misterius
Terjadilah keajaiban – Nya.
Dan inilah kisah yang digambarkan oleh Ny. Smith sebagai “ pengalaman terhebat dalam hidupku “.
“ Aku pergi ke Malaysia sebagai istri seorang insinyur, “ ia berkata kepadaku dan Philip adalah putra kami yang pertama. Ia adalah seorang anak yang tampan dan bahagia dan tentu saja ia merupakan segala – galanya bagiku. Kemudian, saat hujan lebat di musim hujan pada bulan November, tiba – tiba ia jatuh sakit. Ia terserang desentri dan setelah sakitnya berlangsung selama delapan hari ia meninggal dunia – sebulan setelah hari ulang tahunnya yang kelima. Aku merasa sangat sedih. Aku telah melahirkannya, aku berharap, aku selalu menjadi seorang wanita yang taat, wanita yang saleh. Namun aku tak dapat mengerti, mengapa Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil anakku satu – satunya dariku “.
Setelah pemakaman, suami Ny. Smith mengirimnya ikut pelayaran ke Birma. Tetapi ia tetap saja merasa sedih. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kapal dengan berlutut dalam kabinnya atau menangis tersedu – sedu di tempat tidurnya.
Suatu hari, di awal bulan Desember, ketika kapal sedang bergerak menuju pelabuhan Moulmein, Birma, setelah didera kesedihan yang mendalam di tepi tempat tidurnya, Ny. Smith berlutut di atas lantai kabinnya lagi. “ Aku mencurahkan isi hatiku kepada Tuhan, “ katanya kepadaku dengan tenang, “ dan ketika aku bangkit aku merasa dikuasai oleh perasaan aneh. Aku merasa penting sekali untuk berbicara kepada seorang Birma yang pernah kulihat di atas kapal. Aku tidak mengenalnya, tak pernah berbicara dengannya. Namun perasaan itu harus dituruti. Aku bahkan tidak berganti pakaian. Aku hanya memakai kimono, lalu lari keluar dari kabinku dan menuju dek “.
“ Di sana orang Birma itu berdiri di samping pagar jeruji, memandang jauh ke seberang lautan di mana terdapat kota Moulmein. Aku melihat ke arah yang sama pula. Aku melihat sebuah pagoda, berkilauan terkena sinar matahari. Saat itu sulit bagiku untuk memulai percakapan, aku merasa lidahku kelu. Tetapi akhirnya mataku kembali melihat pagoda. Aku berjalan menghampiri orang itu lalu menanyakan namanya. Dan setelah ia menjawab aku dengan berani bertanya : “ Dalam agamamu apa yang engkau percayai terjadi pada seorang anak setelah ia meninggal dunia ?”
“ Jawabnya sederhana, “ Kami percaya, “ katanya, “ Si anak yang meninggal dunia akan dilahirkan kembali “.
“ Dan tiba – tiba sepertinya aku memahami segalanya. Aku merasa kalau aku sengaja diarahkan menuju Birma ini, dan orang itu telah diarahkan untuk menyampaikan kepadaku pesan yang telah lama kucari dan kuharapkan dan tiba – tiba aku tahu bahwa segalanya akan berjalan baik, anakku yang hilang akan kembali kepadaku “.
“ Setelah kembali ke Malaysia aku memberitahu teman – temanku mengenai pengalamanku dan keyakinan kuat yang datang padaku. Mereka, tentu saja tidak percaya. Mereka mengira penderitaanku telah membuatku bingung. Aku juga mulai mengira – ngira apakah aku berpegang teguh pada keyakinan ini semata – mata karena aku tertimpa kesedihan dan memerlukan penghiburan “.
“ Dengan timbulnya keraguan ini, aku hampir mulai putus asa lagi. Kemudian pertanda selanjutnya datang padaku. Aku memimpikan putraku. Ia berbicara kepadaku, dengan lengannya melingkari leherku. “ Aku kembali padamu, Bu, “ katanya. Dan aku menemukan sesuatu yang bagiku sepertinya, sebuah pertanda yang lebih jauh, buku gambar miliknya. Ia masih terlalu muda untuk menulis kata – kata, tetapi ia dapat menulis huruf – huruf. Dan ketika memeriksa buku ini suatu hari aku menemukan bahwa ia telah menuliskan dengan pensilnya kata “ pagoda “. Aku terkejut. Aku tak dapat mengerti bagaimana ia dapat menulis kata ini. Aku hanya dapat menerimanya sebagai pertanda yang lebih jauh dari hal – hal aneh yang sedang terjadi “.
“ Kemudian, dalam sebuah mimpi sekitar bulan Maret 1926, dan sekitar 14 minggu setelah kematian Philip, ia memberitahuku lagi bahwa ia akan kembali. “ Aku akan kembali padamu dua bulan setelah Natal, Bu “, katanya. Dan hampir dua belas bulan kemudian di Bulan Februari 1927, Hal itu terjadi. Philip dilahirkan kembali bagiku “.
Demikianlah, cerita Ny. Smith yang menakjubkan. Kami tahu apa yang akan dikatakan oleh orang yang tidak percaya. Tetapi keyakinan kuatnya bukanlah semata – mata karena ia dalam kesedihan sehingga menghibur dirinya sendiri dengan ajaran dari Timur yang penuh mistik yang menghibur. Putranya benar – benar lahir dua kali darinya.
Ia berkata kepadaku, “ Jika aku berhenti percaya bahwa Philip adalah reinkarnasi dari Philip yang telah meninggal dunia, aku tak akan percaya kepada Tuhan “.
Hari ini Philip berusia 26 tahun. Ia bersekolah di negeri Inggris yang terkenal dan ia kini seorang insinyur yang bekerja di Australia.
ANAK KEMBAR MENGINGAT HARI KEMATIANNYA.
Kisah yang ditulis oleh John Macklin ini terbit di Ceylon Sunday Observer, pada tanggal 4 April 1965.
Cerita tentang anak kembar Pollock mungkin merupakan bukti terkuat dalam rangkaian bukti – bukti yang mendukung teori kelahiran kembali. Mereka membicarakan kejadian yang terjadi delapan tahun yang lalu, peristiwa – peristiwa yang terjadi pada dua orang anak yang meninggal dunia sebelum anak kembar itu dilahirkan.
Joanna Pollock yang berusia 11 tahun dan adik perempuannya berusia 6 tahun, Jacqueline, melompat – lompat dengan gembira di trotoar dalam perjalanan mereka menuju misa. Waktu itu hari Minggu di bulan Mei 1957, di kota Whitley Bay di tepi pantai. Tiba – tiba kedamaian di awal musim panas itu pun sirna. Sebuah mobil memutari simpang jalan menerjang ke arah anak – anak itu. Kedua anak itu terluka parah.
Ini merupakan peristiwa tragis bagi pengantar susu keliling John Pollock dan istrinya Florence, menerima kenyataan bahwa kedua putrid mereka meninggal dunia. Dan setiap hari kesedihannya bertambah. Keluarga Pollock yakin bahwa Joanna dan Jacqueline kembali ke rumah kecil di balik laut utara yang kelabu.
Cerita mengenai anak kembar Pollock sudah menjadi bukti terkuat dalam rangkaian bukti – bukti yang mendukung teori kelahiran kembali. Peneliti kebatinan menilainya sebagai salah satu cerita yang paling menakjubkan dan menarik pada dekade itu.
Gillian dan Jennifer dilahirkan tujuh belas bulan setelah tragedi itu. Tak ada seorang pun yang pernah membicarakan pada mereka secara rinci perihal kematian saudara perempuan mereka… namun mereka tahu mengenai kecalakaan itu sampai pada hal yang sekecil – kecilnya. Dan semua yang mereka katakan sesuai dengan kenyataan. Jennifer yang lebih muda sepuluh menit dari anak kembar berusia 5 tahun itu, menyerupai Jacqueline, yang lebih muda dari kedua bersaudara yang telah meninggal dunia. Foto – foto menunjukkan kemiripan yang jelas.
Sejak malam ia dilahirkan, Jennifer memiliki bekas luka yang berwarna putih sepanjang 1,25 inci di dahinya. Jacqueline juga memiliki bekas luka yang sama – akibat jatuh ketika ia berusia tiga tahun. Masih ada kemiripan – kemiripan lain yang luar biasa : Jennifer memiliki tanda lahir yang berwarna merah kecoklatan di pinggangnya, berukuran sebesar sekitar 1 Shilling – Jacqueline juga memiliki tanda yang sama.
Keluarga Pollock terus mencatat kesamaan – kesamaan antara anak – anaknya yang masih hidup dengan anak – anaknya yang telah meninggal. Contohnya : Jennifer senang menulis. Tanpa disuruh ia melakukan kebiasaan aneh dengan memegang pensilnya di antara jari tengah kanannya dan menggerakkannya dengan jari telunjuk. Jacqueline juga melakukan hal yang sama.
Para peneliti tertarik dengan bukti – bukti yang ditawarkan oleh Tn. dan Ny. Pollock. Mereka mewawancarai anak – anak perempuan itu dan mendengarkan fakta – fakta tentang benda – benda dan tempat – tempat yang tidak pernah dialami atau dilihat oleh Jennifer dan Gillian tetapi pernah dialami atau dilihat oleh Joanna dan Jacqueline.
Gillian meniru Joanna dalam banyak hal pula. Ia menggunakan banyak ungkapan yang sama, cara berjalan yang sama, kecenderungan yang sama jika menggandeng tangan saudaranya.
Tetapi mungkin fakta yang paling menakjubkan adalah bahwa anak – anak itu membicarakan peristiwa kecelakaan tersebut, seolah – olah kejadian itu menimpa diri mereka sendiri. Gillian sering berbicara tentang rincian – rincian yang tak pernah diceritakan oleh orang lain kepadanya. Baru – baru ini Ny. Pollock mendapati Gillian, tangannya di bahu Jennifer, sedang menggambarkan secara gamblang luka – luka yang di derita Jacqueline dalam tabrakan itu.
Suatu ketika, sesudah anak – anak itu pergi jalan – jalan, seorang tetangga melihat mereka sedang menangis di sisi jalan. Mereka sedang berdiri tepat di lokasi di mana tragedi itu terjadi – dan sekali lagi, tidak ada seorang pun yang pernah memberitahu mereka lokasi yang tepat.
Suatu ketika Jennifer bertanya kepada ibunya, “ apa yang terjadi pada Tuan ? Apakah ia masih sangat sedih mengenai tabrakan itu ? Jennifer menyinggung nama pria yang mengendarai mobil itu, tahu di mana ia tinggal dan apa jenis kendaraan yang dikendarainya.
“ Baru – baru ini, “ kata ayahnya ; ketika aku berada di loteng aku menemukan sebuah kotak mainan yang telah kusimpan sejak anak – anak meninggal. Aku yakin sekali kalau si kembar tidak pernah melihat kotak itu dan tidak memiliki gambaran apa isi kotak itu. Aku memutuskan untuk memberikan mainan itu kepada mereka. Begitu aku membuka kotak itu, Gillian menyambar mainan kecil alat pemeras untuk memeras pakaian boneka yang basah dan berteriak kegirangan : “ Lihat ayah – ini alat pemerasku kembali “. Mainan itu dulunya milik Joanna dan merupakan mainan kesukaannya.
Kejadian – kejadian seperti ini – dan banyak lagi – yang membawa para ahli berkesimpulan bahwa anak kembar Pollock sudah pernah lahir ke dunia sebelumnya.
Orang terakhir yang perlu diyakinkan adalah ayah mereka. Ia beragama Katolik Roma, dan kepercayaannya itu tidak menerima teori reinkarnasi ( terdapat bukti bahwa kehidupan sebelum kelahiran diakui pada masa awal Gereja Kristen, tetapi kemudian dinyatakan ditolak oleh Sidang Kedua Konstantinopel pada tahun 553. Lihat Reincarnation, An East West Anthology, h.321 – penulis ). Tetapi sejak anak – anak meninggal ia memiliki perasaan aneh bahwa mereka akan digantikan dengan anak perempuan kembar dalam keluarganya. Ny. Pollock mencemooh pemikiran itu – demikian pula para dokter yang memeriksa Ny. Pollock. Mereka hanya dapat mendengar satu detak jantung. Tetapi yang lahir adalah anak kembar.
Pada mulanya Ny. Pollock tidak dapat menerima pemikiran reinkarnasi. Kini ia berkata : “ Aku telah dipaksa untuk menerimanya secara serius. Kemiripan badan jasmani yang menakjubkan, hal – hal luar biasa yang mereka katakan, dan kesamaan dalam hal – hal yang mereka perbuat telah membuatku percaya bahwa pastilah ada sesuatu di dalamnya. Orang – orang pernah datang ke rumah – orang – orang itu belum pernah berkunjung sejak Jacqueline dan Joanna meninggal, tetapi di kembar langsung mengenali mereka. Mereka selalu mengetahui nama – nama mereka. Bagaimana kalian dapat menjelaskan hal – hal seperti ini ?
Para peneliti kebatinan mengajukan pertanyaan yang sama, “ Saat anak – anak sudah cukup besar, “ Kata John Pollock, “ Aku akan memberitahu mereka tentang keyakinanku bahwa mereka sesungguhnya adalah dua saudara perempuan mereka yang kembali ke dunia. Lalu mereka dapat memilih untuk menyerahkan diri mereka di bawah pengaruh hipnotis yang mungkin dapat mengungkapkan lebih banyak tentang kehidupan mereka sebelumnya. “. Kemudian, mungkin cahaya baru akan terpancar dari cerita yang mengherankan mengenai anak kembar Pollock – anak – anak perempuan, yang sepertinya, menjalani kehidupan kedua kalinya.
ANAK – ANAK YANG LUAR BIASA KEPANDAIANNYA.
Sepanjang zaman, anak yang luar biasa kepandaiannya selalu menimbulkan daya tarik yang amat besar dalam sejarah manusia.
Jean – Louis Gardiac, “ anak ajaib “ dari Chateau de Gardiac, Prancis, yang lahir pada tahun 1719 dapat menghafalkan abjad ketika ia baru berusia tiga bulan, dan kemajuan mentalnya cepat dan menyakinkan. Pada usia tiga tahun ia dapat membaca huruf Latin dengan mudah dan pada usia empat tahun ia dapat menerjemahkannya dalam bahasa Prancis dan Inggris dengan lancar. Pada saat ia mencapai usia enam tahun ketika sebagian besar anak – anak mulai mengerti apa itu sekolah, Gardiac dapat membaca bahasa Yunani dan Yahudi, dan telah menguasai ilmu matematika, sejarah, geografi dan ilmu lambang. Seperti layaknya anak jenius lainnya, hidupnya singkat tapi menakjubkan, ia meninggal dunia di Paris ketika baru berusia tujuh tahun.
Bagaimana engkau menjelaskan tentang Mozart yang dapat mengubah musik pada usia lima tahun ? Wolfgang Amadeus Mozart ( 1756 – 1791 ) lahir di Salizburg, Austria. Pada usia tiga tahun, sudah jelas sekali bahwa anak itu merupakan anak yang luar biasa kepandaiannya. Jari – jari mungil Wolfgang mulai membunyikan melodi dari piano dan tidak lama kemudian ia merupakan pemain biola kecil yang cakap. Pada usia empat tahun, ia telah menulis sonatanya yang pertama. Pada usia tujuh tahun opera lengkapnya yang pertama selesai.
Kemudian ada orang Polandia yang luar biasa pandainya Joseph Hofman, yang memainkan piano pada usia satu setengah tahun, memainkan nomor – nomor klasik bahkan ketika ia belum menjangkau bagian atas piano ? Apakah ada jawaban yang masuk akal selain hasil dari ingatan pengalaman – pengalaman yang lampau ?
Bagaimana engkau menerangkan tentang orang seperti Sir William Hamilton ? Ia dapat berbicara dalam bahasa Yahudi ketika berusia tiga tahun… pada usia 13 tahun William Hamilton dapat berbicara dalam 13 bahasa, di antaranya bahasa Iran, Arab dan Hindustan.
Saya rasa, anda dapat membantah bahwa anak yang luar biasa kepandaiannya ini semata – mata mewarisi kejeniusan mereka. Tetapi anehnya adalah sebagian besar dari mereka tidak memiliki orang tua ataupun sanak keluarga yang memiliki bakat dalam bidang yang mereka kuasai. Keturunan sepertinya tidak tepat, sepertinya tidak memberikan penjelasan ( “ Reincarnation Fact or Fiction ? “ oleh Don Easterd, Ceylon Times Weekender, 2 September 1967 ).
Sumber :
SPEKTRUM AJARAN BUDDHA
Kumpulan Tulisan Mahathera Piyadassi
Penerbit : YAYASAN PENDIDIKAN BUDDHIS TRI RATNA
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas komentarnya.